Di Italia, Ada Ribuan Bocah Suriah Terdampar Sendirian
KIBLAT.NET,
Roma – Lebih dari 9.000 anak-anak pengungsi dan imigran Suriah telah
tiba di Italia dengan perahu sepanjang tahun ini. Mereka
menempuh perjalanan panjang dan berisiko, menurut laporan organisasi
perlindungan anak, ‘Save the Children’, pada hari Kamis, (19/06).
Dalam laporan organisasi tersebut yang diberi judul “Dari Suriah ke Eropa, Melarikan Diri dari Perang” dikatakan bahwa lebih dari 58.000 orang telah melalui perjalanan yangberbahaya dari pantai Afrika Utara di Mediterania. Sebanyak 3.160 anak-anak bepergian sendirian tanpa ada orang tua yang menemani.
Sebagian besar anak-anak itu, banyak di antaranya berusia di bawah lima tahun adalah warga Suriah. Sebagian besar mendarat di Italia setelah melintasi perjalanan panjang dan berbahaya melalui Libya, di mana mereka telah mengalami sejumlah tindakan “penganiayaan, pencurian dan ancaman kekerasan.”
Sebagian besar keluarga Suriah yang tiba di Itali adalah kelompok kelas menengah, pengusaha, pemilik toko, dan petani yang “melarikan diri Suriah satu atau dua tahun yang lalu melalui perjalanan berbiaya tinggi. Kebanyakan di antara mereka melewati Lebanon dan Mesir, di mana banyak menghabiskan waktu selama berbulan-bulan “dalam kondisi sulit”.
“Di Libya kita dianiaya, mereka mengatakan kepada kita untuk pergi … maka kami memutuskan untuk pergi, mati di laut adalah lebih baik daripada kita tetap tinggal di sana,” ujar Nadia, bocah perempuan berusia 15 tahun yang berasal dari Homs.
Pada awal Juni, organisasi ‘Save The Children’ mengatakan hanya sekitar sepertiga dari anak-anak tersebut yang terdaftar pada saat kedatangan di Italia. Mereka kemudian menjauhkan diri dari radar, dan lembaga amal Italia telah memperingatkan bahwa mereka mungkin berada dalam risiko jatuh ke dalam cengkeraman kelompok kejahatan terorganisir atau pedagang organ manusia.
Vittorio Piscitelli, komisaris Italia untuk orang hilang, pada bulan April mengatakan, anak-anak yang hilang “bisa berakhir di tangan pedagang manusia, atau kelompok pedofil. Dan kita tidak bisa mengabaikan praktik keji perdagangan organ.”
Sementara itu, Direktur Program Save the Children di Italia, Raffaele Milano mengatakan “solusi harus ditemukan sesegera mungkin untuk menghindari anak-anak meninggalkan pusat penerimaan pengungsi, menjadi ‘tak terlihat’ dan membuka diri untuk mengalami risiko eksploitasi atau kekerasan”.
Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano memperkirakan jumlah anak-anak Suriah yang tak terdaftar di antara 400.000 hingga 600.000 orang.
Editor: Fajar Shadiq
Sumber: World Bulletin
Dalam laporan organisasi tersebut yang diberi judul “Dari Suriah ke Eropa, Melarikan Diri dari Perang” dikatakan bahwa lebih dari 58.000 orang telah melalui perjalanan yangberbahaya dari pantai Afrika Utara di Mediterania. Sebanyak 3.160 anak-anak bepergian sendirian tanpa ada orang tua yang menemani.
Sebagian besar anak-anak itu, banyak di antaranya berusia di bawah lima tahun adalah warga Suriah. Sebagian besar mendarat di Italia setelah melintasi perjalanan panjang dan berbahaya melalui Libya, di mana mereka telah mengalami sejumlah tindakan “penganiayaan, pencurian dan ancaman kekerasan.”
Sebagian besar keluarga Suriah yang tiba di Itali adalah kelompok kelas menengah, pengusaha, pemilik toko, dan petani yang “melarikan diri Suriah satu atau dua tahun yang lalu melalui perjalanan berbiaya tinggi. Kebanyakan di antara mereka melewati Lebanon dan Mesir, di mana banyak menghabiskan waktu selama berbulan-bulan “dalam kondisi sulit”.
“Di Libya kita dianiaya, mereka mengatakan kepada kita untuk pergi … maka kami memutuskan untuk pergi, mati di laut adalah lebih baik daripada kita tetap tinggal di sana,” ujar Nadia, bocah perempuan berusia 15 tahun yang berasal dari Homs.
Pada awal Juni, organisasi ‘Save The Children’ mengatakan hanya sekitar sepertiga dari anak-anak tersebut yang terdaftar pada saat kedatangan di Italia. Mereka kemudian menjauhkan diri dari radar, dan lembaga amal Italia telah memperingatkan bahwa mereka mungkin berada dalam risiko jatuh ke dalam cengkeraman kelompok kejahatan terorganisir atau pedagang organ manusia.
Vittorio Piscitelli, komisaris Italia untuk orang hilang, pada bulan April mengatakan, anak-anak yang hilang “bisa berakhir di tangan pedagang manusia, atau kelompok pedofil. Dan kita tidak bisa mengabaikan praktik keji perdagangan organ.”
Sementara itu, Direktur Program Save the Children di Italia, Raffaele Milano mengatakan “solusi harus ditemukan sesegera mungkin untuk menghindari anak-anak meninggalkan pusat penerimaan pengungsi, menjadi ‘tak terlihat’ dan membuka diri untuk mengalami risiko eksploitasi atau kekerasan”.
Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano memperkirakan jumlah anak-anak Suriah yang tak terdaftar di antara 400.000 hingga 600.000 orang.
Editor: Fajar Shadiq
Sumber: World Bulletin
Comments
Post a Comment